TL (68-5) Nyanyilah bagi Allah; bermazmurlah akan nama-Nya; sediakanlah jalan bagi-Nya yang berkendaraan pada padang yang rata, karena nama-Nya itu Tuhan, dan berlompatlah kamu dengan sukacita di hadapan hadirat-Nya. AYT: (68-5) Bernyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi nama-Nya! Tinggikanlah Dia yang berkendara melewati padang belantara. Nama-Nya ialah TUHAN, bersoraklah di hadapan-Nya.
Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini Kota Padang menyimpan banyak sejarah, salah satunya sejarah nama-nama jalan Padang, Kota Padang telah eksis sejak masa kolonial Belanda. Kota ini menyimpan banyak sejarah yang sering luput oleh warganya. Salah satunya sejarah nama-nama jalan. Dahulu, kebanyakan nama jalan di Padang kental dengan nuansa Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia, sebagian besar nama jalan diubah oleh pemerintah Indonesia dengan nama pahlawan nasional. Namun, ada pula nama jalan yang tetap dipertahankan hingga sekarang. Adapun jalan-jalan yang belum ada namanya atau jalan yang dibangun baru maka biasanya diberi dengan nama tokoh yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia atau dari nama tokoh yang berasal dari daerah tersebut. Berikut sejarah 5 jalan tua di Padang yang dirangkum dari berbagai sumber. Jalan Nipah Jalan ini boleh disebut sebagai jalan tertua di Padang. Jalan ini sudah ada jauh sebelum Belanda mencengkeramkan pengaruhnya di Padang. Dinamakan Nipah karena di kawasan ini memang banyak terdapat nipah, yakni tumbuhan sejenis palem. Dikutip dari buku Paco-Paco Padang karya Freek Colombijn, nipah begitu penting bagi penduduk Padang pada masa lampau. Saking pentingnya, pohon ini tidak boleh ditebang. Daunnya bisa dipakai untuk atap rumah, sedangkan tangkai daun dan pelepah nipah dapat digunakan sebagai bahan kayu bakar yang baik. Jalan Nipah awalnya hanya jalan setapak di antara pepohon nipah. Ketika Belanda berkuasa di Padang, Nipah menjelma menjadi kawasan pemukiman serta pusat perkantoran pemerintah Belanda. Pada ujung jalan yang mengarah ke Batang Arau, dulu terdapat De Javasche Bank Padang. Bangunannya didirikan pada tahun 1925 dan masih dapat kita saksikan sampai sekarang. Pemerintah Kota Padang pada tahun 1995 membangun sebuah Jembatan Sitti Nurbaya yang menghubungkan Jalan Nipah dengan kawasan Seberang Padang. Jalan Sudirman Jalan ini merupakan ruas jalan utama di Padang. Berbagai pusat perkantoran, baik kantor pemerintahan maupun kantor-kantor swasta, berjejer di sepanjangnya. Jalan ini pertama kali dinamakan Belantung atau Balantuang dalam bahasa Minang. Ketika pemerintah kolonial Belanda datang, nama tersebut tetap dipertahankan. Belantung semula kawasan yang sepi. Pusat pemerintahan di Padang masih bertumpu di kawasan sekitar Batang Arau. Namun, karena kawasan Batang Arau sudah terlalu padat, Belanda melakukan perluasan ke arah utara. Sejak saat itu, Balantung kian rami. Bahkan, Belanda membangun Rumah Gubernur di sini yang bangunannya masih dipakai hingga sekarang. Setelah kemerdekaan Indonesia, Jalan Belantung sempat berganti nama menjadi Jalan Soekarno. Pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto mengeluarkan kebijakan yang dikenal dengan De-Soekarnoisasi. Kebijakan ini berimbas pada bergantinya nama Jalan Soekarno di Padang menjadi Jalan Sudirman. Jalan Bagindo Aziz Chan Bagindo Aziz Chan adalah Wali Kota Padang yang gugur di medan juang melawan penjajahan Belanda. Pemerintah Kota Padang mengabadikan namanya sebagai nama jalan di Padang. Jalan Bagindo Aziz Chan membujur dari selatan ke utara. Beberapa bangunan yang mencolok di sini seperti Kantor Pos, Hotel Padang, serta beberapa kantor bank. Selain itu, terdapat sebuah gereja yang didirikan pada tahun 1885. Pada masa kolonial Belanda, Jalan Bagindo Aziz Chan dulu bernama Jalan Benteng. Dinamakan demikian karena terdapat bangunan yang dijuluki oleh masyarakat kala itu sebagai benteng. Dalam Padang Riwayatmu Dulu karya Rusli Amran, bangunan yang berjuluk benteng tersebut digambarkan sebagai gedung batu yang seram. Lokasinya di belakang Kantor Pos sekarang. Sebenarnya, gedung yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda tersebut bukan benteng, melainkan penjara militer dengan dinding yang tinggi dan tebal. Di sini, para tahanan disekap di belakang jeruji jeruji besar dengan gembok-gembok besar pula, sehingga kemungkinan untuk melarikan diri tipis sekali. Adapun bangunan kantor pos di jalan yang sekarang dulunya berada di pinggir laut, tepatnya di Jalan Samudera sekarang. Jalan Diponegoro Seperti nama-nama jalan sebelumnya, Jalan Diponegoro diambil dari nama pahlawan Indonesia. Jalan ini membentang dari utara ke selatan. Di sini, terdapat Museum Adityawarman yang menyimpan koleksi benda-benda bersejarah seputar Minangkabau dan Mentawai. Museum ini memiliki area taman yang luas yang dikenal sebagai Taman Melati Jalan Diponegoro juga terkenal sebagai pusat kesenian dan budaya. Pasalnya, terdapat Taman Budaya yang menjadi tempat atraksi kesenian dan budaya Namun tak banyak yang tahu pada masa kolonial, jalan ini bernama Wilhelmina. Wilhelmina adalah nama ratu Belanda yang berkuasa selama lebih dari 50 tahun, yakni dari tahun 1890 hingga 1948. Ia sangat dihormati oleh rakyatnya baik di negeri induk maupun di negeri jajahan. Di Hindia Belanda, yang merupakan daerah jajahan Belanda, banyak tempat atau jalan di Hindia Belanda yang dinamakan dengan Wilhelmina, termasuk di Padang. Namun, tidak diketahui latar belakang penamaan Jalan Wilhelmina di Padang Jalan Mohammad Yamin Di perempatan Jalan Diponegoro, membentang jalan ke arah timur menuju Pasar Raya yang dikenal sebagai Jalan Mohammad Yamin. Mohammad Yamin adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang dikenal sebagai pelopor Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Jalan ini memiliki panjang sekitar 1 km. Ujungnya berakhir di perempatan Jalan Bagindo Aziz Chan. Jalan Mohammad Yamin merupakan salah satu pusat ekonomi di Padang. Di sini berjejer pertokoan sepanjang jalan serta pusat perbelanjaan bernama Sentral Pasar Raya. Selain itu, terdapat Masjid Taqwa Muhammadiyah yang ramai setiap waktu salat datang. Pada masa kolonial Belanda, Jalan Mohammad Yamin bernama Jalan Raaff. Raaff yang dimaksud adalah Antoine Theodore Raaff, seorang Letnan Kolonel berkebangsaan Belanda. Raaff terkenal sebagai perwira Belanda yang terlibat dalam Perang Padri pada tahun 1821. Ia memimpin pasukan yang berhasil melemahkan sejumlah basis pertahanan Kaum Padri. Namun, di tengah tugasnya, ia meninggal dunia secara mendadak di Padang pada tanggal 17 April 1824. Baca juga 4 Destinasi Wisata Edukasi di Sumbar yang Mesti Anda Kunjungi Bersama Keluarga Keberhasilan Raff dalam memimpin pasukannya sewaktu Perang Padri membuat namanya dikenang oleh pemerintah Belanda sebagai nama jalan. pkt Baca berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini hanya di Tentunyatidak lengkap berkunjung ke Sumatera Barat sebelum menikmati jalan-jalan ke pantai di Padang ini. Berikut dari berbagai sumber, Kamis (26/8/2021) tentang tempat wisata di Padang. Nama Bungus diambil karena lokasi pantai yang berada di Bungus Selatan sekitar 20 kilo meter dari pusat kota Padang. Tempat wisata di Selasa, 22 Januari 2013 1942 WIB TEMPO/ Santirta M Iklan Padang - Pemerintah Kota Padang mengusulkan nama presiden kedua Indonesia, Soeharto, dijadikan nama jalan protokol di kawasan Air Pacah By Pass. Penggunaan nama jalan ini, akan dibuat dalam Rancangan Peraturan Daerah Raperda.Walikota Padang Fauzi Bahar mengatakan saat ini ada tiga nama tokoh bangsa yang akan dijadikan sebagai nama jalan di kawasan By Pass. Selain Soerharto, juga ada nama Syafruddin Prawiranegara dan Walikota Padang Pertama, Bagindo Aziz Chan."Dengan begitu orang akan mengenang jasa para tokoh-tokoh tersebut," ujar Fauzi, Selasa, 22 Januari 2013. Nantinya jalan sepanjang 27 kilometer itu akan dibagi tiga. "Masing-masing 9 kilometer," ia nama Soeharto, ucap Fauzi, merupakan bentuk penghormatan kepada presiden yang sempat berkuasa selama 32 tahun itu. Bila nanti usulan itu diterima, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Padang akan menetapkan nama jalan dan diresmikan pada Agustus ini. "Sejalan dengan peresmian pemindahan dan pembangunan pusat pemerintahan Padang di kawasan Air Pacah," Sementara itu, sejarawan dari Universitas Andalas, Gusti Anan, menilai usulan itu tidak tepat. Alasannya, sosok Soeharto memiliki banyak kontroversi. "Sebagai pahlawan nasional saja masih banyak masyarakat yang menolak," Gusti Anan, secara historis Tan Malaka lebih pantas dijadikan nama jalan di pusat kota itu. "Tan Malaka berasal dari Sumatera Barat dan jasanya banyak bagi republik ini," ujarnya. Saat ini Tan Malaka hanya menjadi nama jalan salah satu gang kecil sepanjang satu kilometer di EL FARUQI Artikel Terkait Fadly Faisal Temani Rebecca Klopper, Mengingatkan Saat Bibi Ardiansyah Dampingi Vanessa Angel 8 hari lalu AG Tak Dapat Pendidikan Formal karena Kasus Mario Dandy, PKTA Hak Pendidikan Anak Berhadapan dengan Hukum Kurang 35 hari lalu Tidak Hanya Oranye, Apa Perbedaan Warna Baju Tahanan? Ini Penjelasannya 35 hari lalu TMII Diresmikan 48 Tahun Lalu, Berikut Kilas Balik Proyek Wisata Bertema Budaya Indonesia 56 hari lalu Ini Alasan Dosen Hukum UGM Sebut Kasus Haris Azhar-Fatia Bukan Kasus Hukum 13 April 2023 Pakar Forensik Entomologi Sebut Serangga Bisa Jadi Alat Investigasi Kasus Kriminal 12 September 2022 Rekomendasi Artikel Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini. Video Pilihan Fadly Faisal Temani Rebecca Klopper, Mengingatkan Saat Bibi Ardiansyah Dampingi Vanessa Angel 8 hari lalu Fadly Faisal Temani Rebecca Klopper, Mengingatkan Saat Bibi Ardiansyah Dampingi Vanessa Angel Saat menyatakan di depan pers, Fadly Faisal dampingi Rebecca Klopper, mengingatkan Bibi Ardainsyah dulu melakukan hal sama kepada Vanessa Angel. AG Tak Dapat Pendidikan Formal karena Kasus Mario Dandy, PKTA Hak Pendidikan Anak Berhadapan dengan Hukum Kurang 35 hari lalu AG Tak Dapat Pendidikan Formal karena Kasus Mario Dandy, PKTA Hak Pendidikan Anak Berhadapan dengan Hukum Kurang PKTA berkaca dari kasus AG yang kehilangan hal pendidikan karena terseret perkara penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy. Tidak Hanya Oranye, Apa Perbedaan Warna Baju Tahanan? Ini Penjelasannya 35 hari lalu Tidak Hanya Oranye, Apa Perbedaan Warna Baju Tahanan? Ini Penjelasannya Perbedaan warna baju tahanan oranye, biru, garis hitam-putih, hijau, dan merah yang merujuk pada tingkat dakwaan, usia. TMII Diresmikan 48 Tahun Lalu, Berikut Kilas Balik Proyek Wisata Bertema Budaya Indonesia 56 hari lalu TMII Diresmikan 48 Tahun Lalu, Berikut Kilas Balik Proyek Wisata Bertema Budaya Indonesia Digagas sejak Maret 1970, pembangunan proyek TMII dimulai pada tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975 atau 48 tahun silam. Ini Alasan Dosen Hukum UGM Sebut Kasus Haris Azhar-Fatia Bukan Kasus Hukum 13 April 2023 Ini Alasan Dosen Hukum UGM Sebut Kasus Haris Azhar-Fatia Bukan Kasus Hukum Dosen Hukum UGM Herlambang P. Wirataraman menyatakan kasus Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti bukan merupakan kasus hukum. Berikut adalah alasannya. Pakar Forensik Entomologi Sebut Serangga Bisa Jadi Alat Investigasi Kasus Kriminal 12 September 2022 Pakar Forensik Entomologi Sebut Serangga Bisa Jadi Alat Investigasi Kasus Kriminal Pakar Forensik Entomologi dari University of Florida Jason H. Byrd mengatakan serangga dapat memberikan informasi pengungkapan masalah hukum. Perlunya Perlindungan terhadap Anak yang Terlibat Kasus Hukum 24 Agustus 2022 Perlunya Perlindungan terhadap Anak yang Terlibat Kasus Hukum Psikolog mengatakan anak yang terlibat kasus hukum perlu dilindungi karena secara psikologis masih rentan dan belum matang. Kenali 4 Level Toxic People, Kehadirannya Bisa Menguras Emosional Orang Lain 27 Juli 2021 Kenali 4 Level Toxic People, Kehadirannya Bisa Menguras Emosional Orang Lain Toxic people dapat diartikan sebagai orang yang bisa menguras emosional orang lain di lingkungannya. Ini 4 ciri para pengganggu mental itu. Kala Erick Thohir Tahu Ada 159 Kasus Hukum Terkait BUMN di Awal Jabatannya 2 Maret 2021 Kala Erick Thohir Tahu Ada 159 Kasus Hukum Terkait BUMN di Awal Jabatannya Erick Thohir menceritakan kala dirinya di awal jabatannya mendapat laporan ratusan kasus hukum terkait BUMN dan 53 pegawai pelat merah jadi tersangka. Donald Trump Akan Hadapi Sejumlah Kasus Hukum Selepas Jabatan Presiden 16 Desember 2020 Donald Trump Akan Hadapi Sejumlah Kasus Hukum Selepas Jabatan Presiden Donald Trump akan menghadapi masalah hukum karena akan kehilangan perlindungan hukum yang diberikan kepada presiden AS setelah Joe Biden dilantik.Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sumbar Anwarudin Sulistyono mengusulkan nama mantan Jaksa Agung RI ke-4 R Soeprapto menjadi salah
Disebutkannya Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution memberikan atensi terhadap penabalan nama PR Telaumbanua tersebut. "Respons Pak Wali Kota Medan berawal dari acara di Hotel Inna Dharma Deli Medan (Musda IV HIMNI Sumut-red).Kemudian masuk surat dari HIMNI Sumut tanggal 16 Juli 2022 tentang pengusulan nama tokoh PR Telaumbanua menjadi nama jalan di Kota Medan. YB0tev.